SMAN 1 BANTUR BRANDING SEKOLAH MELALUI GERAKAN SEKOLAH SEHAT (GSS)

Strategi branding sekolah guna meningkatkan animo siswa dan awareness masyarakat di SMAN 1 Bantur masih terus berjalan. Selain sebagai sekolah Double Track, SMAN 1 Bantur juga sebagai Sekolah Penyelenggara Digital Skill yang merupakan kerja sama UNICEF dengan ITS. Tak cukup sampai di sini SMAN 1 Bantur berupaya meningkatkan branding sekolah melalui Gerakan Sekolah Sehat (GSS). Program Gerakan Sekolah Sehat merupakan program Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk implementasi Sekolah Sehat dengan berfokus pada Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan di satuan pendidikan.Sebagai sekolah binaan Kemendikbudristek melalui program Gerakan Sekolah Sehat (GSS) SMAN 1 Bantur mendapat undangan untuk menghadiri Advokasi Implementasi Gerakan Sekolah Sehat.SMAN 1 Bantur sebagai Satuan Binaan Jenjang SMA Regional 2 dan sebagai satu-satunya peserta yang diundang untuk mewakili SMA Kabupaten Malang. Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Bantur Istinah Sofariyah, S.Pd.,M.M., pada hariSenin s.d. Rabu tanggal 3—5 Juni 2024. Bertempat di hotel Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center Jalan Kyai Tapa No.101, RT.4/RW.16, Tomang, Kec. Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Kegiatan Advokasi Gerakan Sekolah Sehat dihadiri 173 Satuan Binaan Jenjang SMA Regional 2 yang berasal dari 5 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.Gerakan Sekolah Sehat sangat bermanfaat bagi peserta didik karena melalui Pembudayaan Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan peserta didik dapat memiliki status kesehatan yang meningkat dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik​. Bagi pendidik dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Sedangkan bagi orang tua dan masyarakat berperan dalam usaha peningkatan derajat/status kesehatan peserta didik baik di sekolah maupun di rumah. 


Kegiatan pembiasaan 5 sehat melalui kegiatan-kegiatan pokok di sekolah dilakukan melalui kegiatan Intrakurikuler yang terintegrasi ke dalam pembelajaran, kegiatan kokurikuler melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan Ekstrakurikuler melalui PMR, Pramuka, Lifeskill Kebun Sekolah. Pembiasaan 5 Sehat (Pembiasaan Berkelanjutan).Sedangkan kegiatan insidental seperti jalan sehat, senam bersama, lomba-lomba di bidang olah raga melalui classmeeting.Prinsip Kegiatan Pembiasaan 5S yang dilakukan di sekolah yaitu aktif, partisipatif, kreatif, inovatif, rekreatif, menyenangkan, menyehatkan. Sehat Bergizi sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi di mana peserta didik memiliki pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi seimbang dan mengandung nilai gizi esensial tubuh (seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, serat, dan air), serta mengurangi dan atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan.

KegiatanSehat Fisik dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik sehingga memiliki badan yang sehat dan bugar. Pembiasaan ini dapat dilakukan dengan permainan rakyat dan olahraga tradisional.Selain itu juga dilakukan melalui pembiasaan jalan kaki, pelaksanaan Tes Kebugaran Peserta Didik.Pembiasaan peregangan, minimal 1 kali selama pembelajaran. Kegiatan Sehat Jiwa, upaya untuk meningkatkan perkembangan peserta didik, baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga mampu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat belajar secara optimal, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.Sosialisasi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, salah satunya pada saat pelaksanaan  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Sosialisasi  kesehatan jiwa  minimal 1 kali dalam 1 semester. Topik sosialisasi yang dapat dipilih: Mengenali dan mengatur emosi, perilaku dan keterampilan psiko-sosial.  Pencegahan peredaran dan penggunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA); serta Pemanfaatan internet/media sosial secara sehat dan bijaksana.  Sosialisasi dilakukan bersama tenaga kesehatan dari  Dinas Kesehatan, Puskesmas atau narasumber lain.Pelaksanaan doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran.Peningkatan pemahaman dan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan terkait kesehatan jiwa.Pelaksanaan skrining kesehatan jiwa peserta didik melalui koordinasi dan kerjasama dengan Puskesmas.

Sehat Lingkungan dilakukan melalui upaya untuk meningkatkan kondisi satuan pendidikan yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal, membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan berpartisipasi dalam upaya pengendalian perubahan iklim (climate change), sehingga terhindar dari berbagai pengaruh dan dampak negatif.Pembiasaan buang sampah ke tempat sampah tertutup dan terpilah.Kerjabakti kebersihan sekolah dan/atau penghijauan sekolah minimal sebulan sekali.Penerapan Kawasan Tanpa Rokok/Vaping di lingkungan sekolah.Penyediaan dan pemeliharaan toilet agar berfungsi dengan baik dan bersih serta terpisah antara toilet laki-laki dan perempuan.Penyediaan kantin sehat, serta pengaturan ruangan yang memiliki penghawaan dan pencahayaan natural.